24 Mei 2010

Saya Belajar

Saya Belajar


Saya belajar,
bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya,
saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai.

Saya belajar,
bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan
dan hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya.

Saya belajar,
bahwa sahabat terbaik bersama saya dapat melakukan banyak hal
dan kami selalu memiliki waktu terbaik.

Saya belajar,
bahwa orang yang saya kira adalah orang yang jahat,
justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya kembali
serta orang yang begitu perhatian pada saya.

Saya belajar,
bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh walau dipisahkan oleh jarak yang jauh,
beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati.

Saya belajar,
bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan,
bukan berarti bahwa dia tidak mencintai saya.

Saya belajar,
bahwa sebaik-baiknya pasangan itu,
mereka pasti pernah melukai perasaan saya,
dan untuk itu saya harus memaafkannya.

Saya belajar,
bahwa saya harus belajar mengampuni diri sendiri dan orang lain,
kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus-menerus.

Saya belajar,
bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pribadi saya,
tapi saya harus bertanggung jawab untuk apa yang saya telah lakukan.

Saya belajar,
bahwa dua manusia dapat melihat sebuah benda,
tapi kadang dari sudut pandang yang berbeda.

Saya belajar,
bahwa tidaklah penting apa yang saya miliki
tapi yang penting adalah siapa saya ini sebenarnya.

Saya belajar,
bahwa tidak ada yang instant atau serba cepat di dunia ini,
semua butuh proses dan pertumbuhan,
kecuali saya ingin sakit hati.

Saya belajar,
bahwa saya harus memilih apakah menguasai sikap dan emosi,
atau sikap dan emosi itu yang menguasi diri saya.

Saya belajar,
bahwa saya punya hak untuk marah,
tetapi itu bukan berarti saya harus benci dan berlaku bengis.

Saya belajar,
bahwa kata-kata manis tanpa tindakan adalah saat perpisahan dengan orang yang saya cintai.

Saya belajar,
bahwa orang-orang yang saya kasihi justru sering diambil segera dari kehidupan saya.

Saya belajar,
bahwa saya harus belajar dari kesalahan yang pernah saya lakukan dan hidup untuk masa depan,
bukan terus-menerus melihat ke masa lampau.

Saya belajar,
bahwa cinta itu memberi dan mengerti tanpa harus diberi dan dimengerti.

Saya belajar,
bahwa apa yang kita inginkan tidak selalu sesuai dengan apa yang kita butuhkan,
dan kita harus berlapang dada menerimanya.

Saya belajar,
bahwa keluarga saya adalah harta terbesar yang saya punya.

Saya belajar,
bahwa dengan berterima kasih pada Yang Maha Kuasa,
maka Ia akan memberi rahmat lebih banyak lagi.

Saya belajar,
bahwa saya harus tidak boleh berhenti belajar.

Sumber : Forum Renungan

1 comments:

wicka17 mengatakan...

Kesabaran Untuk Belajar Seorang anak muda mengunjungi seorang ahli permata dan menyatakan maksudnya berguru untuk menjadi seorang ahli permata juga. Pada mulanya ahli permata itu menolak, karena dia kuatir anak muda itu tidak memiliki kesabaran yang cukup untuk belajar, tapi anak muda itu memohon dan terus memohon sehingga akhirnya ahli permata itu menyetujui permintaannya :"Datanglah ke sini besok pagi." katanya. Keesokan harinya, ahli permata itu meletakkan sebuah batu berlian yang sudah di asah di atas tangan si anak muda dan memerintahkan untuk menggenggam dan mengamatinya. Ahli permata itu meneruskan pekerjaannya dan meninggalkan anak muda itu sendirian sampai sore. Hari berikutnya, ahli permata itu kembali menyuruh anak muda itu menggenggam batu yang sama dan tidak mengatakan apa pun yang lain sampai sore harinya. Demikian juga pada hari ketiga, keempat, dan kelima. Pada hari keenam, anak muda itu tidak tahan lagi dan bertanya, "Guru, kapan saya akan diajarkan sesuatu?" Gurunya berhenti sejenak dan menjawab, "pasti, bila tiba saatnya nanti," dan kembali meneruskan pekerjaannya tanpa mengucapkan apapun. Beberapa hari kemudian, anak muda itu mulai merasa frustrasi. Ahli permata itu memanggilnya dan meletakkan sebuah batu ke tangan pemuda itu. Anak muda frustrasi itu sebenarnya sudah hendak menumpahkan semua kekesalannya, tetapi ketika batu itu diletakkan di atas tangannya, anak muda itu langsung berkata, "Ini bukan batu permata!" "Lihatlah, kamu sudah belajar," kata gurunya. (-rk-)

Posting Komentar

Untuk mendukung FIANZONER jangan lupa klik SATU IKLAN saja ya...FIANZONER ucapkan terima kasih atas komentar dan kunjungan Agan :)